Minggu, 27 Maret 2011

Akibat Gempa dan Tsunami Jepang, Industri Kulit Juga Mengalami DaMpaknya.

drum proses pengolahan kulit

MADIUN, KOMPAS.com —
Dunia usaha di Tanah Air mulai
merasakan dampak ekonomi
bencana gempa bumi dan
tsunami yang terjadi di Jepang.
Sejumlah pelaku usaha khawatir
kelangsungan usahanya akan
terancam menyusul tersendatnya
pengiriman barang ke Jepang.

Pelaku industri penyamakan kulit
di Kabupaten Magetan dan
Kabupaten Madiun, Jawa Timur,
Salmin Saleh, menerima
pembatalan pesanan dari pembeli
asal Jepang. Selain itu, besarnya
pesanan barang dari pengusaha
Jepang juga menurun.

Sebagai gambaran, setelah terjadi
bencana di Jepang, usaha
rumahan yang dikelola Salmin
menerima pembatalan pesanan
sebanyak 2.500 sampai 5.000
square feet kulit domba. "Barang
yang sudah dipesan tiba-tiba
dibatalkan," ujar Salmin, Rabu
(16/3/2011).

Selain itu, pembeli lain yang
biasanya mengekspor langsung
kulit hasil penyamakan ke Jepang
saat ini juga memutuskan
menunda pembelian untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.
Sebagai gambaran, pada kondisi
normal, Salmin mengirim barang
setiap dua atau tiga hari. Setiap
kali pengiriman jumlahnya
mencapai 2.000 sampai 3.000
square feet.

"Sekarang ini mestinya sudah
mengirim, tapi belum bisa.
Katanya menunggu orang yang
dari Jepang itu mau datang ke
pabrik di Madiun, baru ada
kepastian bisa mengirim atau
tidak. Katanya tanggal 23 Maret
baru bisa datang," tuturnya.

Salmin mengemukakan, akibat
bencana yang melanda Jepang,
pihaknya juga mengalami
penundaan pembayaran. Total
tunggakan barang yang belum
dibayar saat ini mencapai Rp 250
juta. Ia pun khawatir akan
kesulitan menagih pembayaran
yang disebabkan oleh dampak
bencana tersebut.

Salmin terus mengikuti informasi
untuk mengetahui perkembangan
bencana di Jepang. Apalagi,
pangsa pasar terbesar produk
hasil penyamakan kulitnya adalah
pembeli asing, terutama dari
Jepang.

Penulis: Runik Sri Astuti Editor:
Nasru Alam Aziz
Ahai aku sbg lulusan akademi kulit sangat prihatin dengan kondisi ini.

Sumber: compas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar