Sabtu, 26 Maret 2011

Antibiotik Bisa Berbalik Dari MenyembuhkanJadi Membahayakan

detikcom - Jakarta, Antibiotik mampu
membunuh bakteri penyakit. Tapi penggunaan
antibiotik yang tidak tepat bisa membuat
antibiotik dari obat yang menyembuhkan
menjadi obat yang membayakan.
Antibiotik bisa jadi adalah obat yang paling sering
diresepkan oleh para dokter, tapi sayangnya
banyak yang tidak tepat pemberiannya.

Waspadai ancaman penggunaan antibiotik yang
tidak tepat.
Prof Iwan Dwiprahasto selaku guru besar
farmakologi UGM menuturkan penggunaan
antibiotik yang tidak tepat bisa membahayakan
kesehatan masyarakat secara global maupun
individu. Bentuk penyalahgunaannya cukup
beragam mulai dari tidak tepat memilih jenis
antibiotik hingga cara dan lamanya pemberian.

"Kebiasaan memberikan antibiotik dengan dosis
yang tidak tepat serta waktu pemberian yang
terlalu singkat atau terlalu lama akan
menimbulkan masalah resistensi yang cukup
serius," ujar Prof Iwan dalam acara workshop
jurnalis kesehatan di gedung FISIP UI, Depok,
Sabtu (26/3/2O11).

Senada dengan Prof Iwan, perwakilan World
Health Organization Dr Sharad Adhikary juga
menuturkan antibiotik memang obat yang telah
menyelamatkan banyak jiwa, tapi tidak bisa
menyembuhkan semua macam penyakit.
Antibiotik hanya dapat menyembuhkan penyakit
akibat infeksi bakteri.

Antibiotik kerap dibeli tanpa resep dan tanpa
penjelasan, masyarakat biasanya membeli
antibiotik dengan menggunakan resep
sebelumnya. Padahal antibiotik harus melalui
resep dan berdasarkan indikasi yang muncul.

"Jika digunakan berlebihan, bakteri bisa bermutasi
sehingga jadi kebal. Jika semua kebal maka bisa
menimbulkan superbug dan bisa-bisa nantinya
kita kembali ke era sebelum ada antibiotik," ujar
Dr Sharad.

Dr. Sharad menuturkam masalah kekebalan
terhadap antibiotik bukanlah masalah baru, tapi
lama kelamaan semakin mengkhawatirkan dan
berbahaya.

WHO pada tahun 1998 telah mulai
meminta negara-negara anggotanya untuk
mengatasi masalah hal ini.
Infeksi virus seperti demam, flu, batuk pilek,
radang tenggorokan dan beberapa infeksi telinga
merupakan infeksi yang tidak boleh diobati
dengan antibiotik. Hal ini karena antibiotik
membunuh bakteri dan tidak membunuh virus.

Antibiotik membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri yang peka. Tapi kadang
salah satu bakteri dapat bertahan hidup karena
mampu menetralisir atau menghindar dari efek
antibiotik.

Bakteri yang semula hanya peka bisa
menjadi kebal melalui perubahan genetik di
dalam selnya sehingga menjadi resisten terhadap
antibiotik.

Untuk menghindari penyalahgunaan antibiotik,
ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:
Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter,
dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep.
Tanyakan pada dokter obat mana yang
mengandung antibiotik dan apa manfaatnya.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa
menurunkan efektifitas.
Demam, batuk, pilek dan diare umumnya tak
perlu antibiotik. Hanya perlu makan makanan
bergizi, minum dan istirahat. Jika dalam waktu 3
hari tidak sembuh, segera pergi ke dokter.
Jangan gunakan atau beli antibiotik dari dokter
atau menggunakan resep yang lama.

Penggunaan antibiotik yang sembarangan bisa
merugikan diri sendiri.
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai antibiotik.
Memperbaiki perilaku tentang penggunaan
antibiotik.
Mencegah dan menghindari penggunaan
antibiotik yang berlebihan atau justru kurang.

"Masyarakat sebaiknya tidak mengobati diri
sendiri, dan jangan mengonsumsi obat yang
tidak diperlukan serta minumlah obat sesuai
dosisnya," ujar Dr Sharad.

Semoga artikel ini bermanfaat, betapa pentingnya kesehatan, betapa pentingnya kita konsultasi dokter bila kita sakit. Mari kurangi obat2an sembarangan. Oke.

Artikel ini di copas dari www.m.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar